TURUT MENDUKUNG PENGGUNAAN ENERGI BARU TERBARUKAN, SMAN 1 KARANGKOBAR TELAH MENGGUNAKAN PLTS ATAP

Kebutuhan energi selalu meningkat berbanding lurus dengan laju pertambahan penduduk. Sayangnya, berdasarkan data Kementerian ESDM pada April 2021 diketahui bahwa pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia masih didominasi oleh energi fosil sebanyak 86,45% dan sisanya 13,55% merupakan bauran energi baru terbarukan (EBT). Di Jawa Tengah sendiri, tercatat bahwa penggunaan EBT mencapai 11,89% pada evaluasi bauran energi tahun 2020.

Keseriusan Jawa Tengah dalam mendorong pemanfaatan EBT terlihat dari pencanangan Jawa Tengah sebagai Solar Province. Hal ini ditindaklanjuti melalui Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah mengenai komitmen pengembangan PLTS atap di bangunan pemerintah, publik, komersial maupun industri.

Komitmen dan semangat pemanfaatan EBT ini ternyata juga sudah diaplikasikan di SMAN 1 Karangkobar, Banjarnegara. Sejak Maret 2021, SMAN 1 Karangkobar telah memasang instalasi PLTS Atap berkapasitas 3.000 W dengan konfigurasi off grid. Daya yang dihasilkan ini nantinya akan disimpan pada baterai 100 A 24 V. PLTS atap ini berguna untuk memasok kebutuhan energi listrik di ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang wakil kepala sekolah, serta dua buah pompa air. Langkah ini juga diiringi dengan pembudayaan perilaku warga sekolah dalam menjadi agent of change yang selalu menerapkan konservasi energi dimanapun mereka berada.

Pemasangan PLTS atap ini memiliki tantangan tersendiri, yaitu biaya pengadaan dan pemasangan PLTS atap dengan konfigurasi off grid yang terbilang cukup mahal. Namun, hal ini merupakan suatu investasi jangka panjang, yang tidak hanya memberikan keuntungan secara ekonomi dengan pengurangan biaya listrik, namun juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.

Melihat tren penurunan biaya penggunaan listrik pada Februari hingga Juli 2021 mencapai 6%, SMAN 1 Karangkobar memutuskan untuk menambah lagi jumlah instalasi PLTS atap pada bulan Agustus 2021. Instalasi PLTS atap yang kedua ini memiliki kapasitas 5.000 W dengan konfigurasi off grid dan penyimpanan berupa baterai 100 A 48 V. PLTS atap kedua ini digunakan untuk menyuplai listrik pada laboratorium komputer dan juga perpustakaan.

Penggunaan konfigurasi off grid memungkinkan daya tersimpan dan dapat digunakan sebagai cadangan energi apabila terjadi pemadaman listrik. Hal ini sangat membantu sekolah dalam mempersiapkan pasokan listrik untuk berbagai agenda penting yang mengharuskan penggunaan listrik tanpa hambatan seperti ANBK, KSN, dan kegiatan lainnya.

Menurut Agus Sudarmanto, S.Sos selaku Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air di SMAN 1 Karangkobar, peluang pengembangan PLTS atap terbuka lebar dan direncanakan akan menambah instalasi lagi dengan menggandeng instansi terkait seperti Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah.

Pengembangan PLTS atap selanjutnya direncanakan menggunakan konfigurasi on grid. Berbeda dengan konfigurasi off grid dimana kelebihan daya yang dihasilkan akan disimpan dalam baterai, pada konfigurasi on grid kelebihan daya yang dihasilkan oleh PLTS akan dikirim ke jaringan PLN. Hal ini memungkinkan proses ekspor-impor daya listrik dan hasilnya dapat dikreditkan untuk mengurangi biaya listrik selanjutnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa kelebihan daya yang dihasilkan mampu menutup semua biaya penggunaan listrik dari PLN nantinya.

SMAN 1 Karangkobar mendorong sekolah lain untuk tidak ragu menginisiasi pemasangan PLTS atap di sekolah masing-masing. Program ini akan memberi banyak dampak positif, baik dari segi lingungan maupun segi ekonomi. Sekolah sebagai lembaga pendidikan pun dapat menggunakan program ini sebagai upaya membudayakan warga sekolah agar lebih memahami wujud nyata pelestarian lingkungan dengan penggunaan EBT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *